TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
RIFA
HANA ZAIMAH
26216366
IT-022234
Assalamualaikum
Wr.Wb
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“PENGANTAR BISNIS” yang bertemakan “Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”
bertujuan untuk dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi
penulis serta bermanfaat bagi dunia perusahaan.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
untuk mengetahui Benturan dengan kepentingan masyarakat, Dorongan tanggung
jawab social, Etika bisnis, dan Bentuk-bentuk tanggung jawab social suatu
bisnis. Metode makalah ini dengan cara mengumpulkan berbagai informasi yang
bersumber dari internet. Berdasarkan hasil pencarian tanggung jawab sosial
suatu bisnis dari berbagai sumber diinternet.
Waalaikumsalam
Wr.Wb
Tanggung
Jawab Sosial Suatu Bisnis
Pengertian
Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial suatu
perusahaan atau Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen usaha
untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan
dan komunitas lokal. Selain itu, Corporation Social Responsibility juga
merupakan konsep bahwa organisasi dan perusahaan memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan. Bentuk
tanggung jawab yang ada disesuaikan dengan objeknya masing-masing.
Aspek
Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang
mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut:
1. Penerapan Manajemen Orientasi
Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan otoriter.
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan otoriter.
Manfaat Penerapan Manajemen
Orientasi Kemanusiaan
·
Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat
dan produktivitas kerja.
·
Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen Partisipatif
·
Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan
kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
·
Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh
terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·
Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
2. Ekologi dan gerakan
pelestarian lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.
3. Penghematan energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5. Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil memberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil memberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek.
Tujuan dari gerakan
konsumerisasi:
·
Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna
bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
·
Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang
realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
·
Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil
konsumen dengan produsen.
·
Pelayanan purna jual yang lebih baik.
·
Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih
menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
Etika
Bisnis
Merupakan penerapan secara
langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam peruasahaan
itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan
bisnis.
Perusahaan
di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya
etika bisnis:
a. Dorongan dari pihak luar : Lingkungan masyarakat
b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri : sisi
humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong
diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur
·
Hubungan antara
bisnis dengan langganan/konsumen merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling
banyak ditemui
·
Hubungan dengan
karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi penerimaan (recruitment),
latihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination).
·
Hubungan antar
bisnis Merupakan hubungan
yang terjadi di antara perusahaan
·
Hubungan dengan
investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor
·
Hubungan dengan
lembaga-lembaga keuangan umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial.
Bentuk
Tanggung Jawab Sosial
Berikut ini adalah uraian yang
lebih mendetail mengenai bentuk tanggung jawab sosial yang wajib dilakukan oleh
sebuah perusahaan kepada masing-masing objek yang terkait.
1. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Konsumen
Dalam dunia perdagangan dan
industri, kepuasan konsumen merupakan tanggung jawab yang paling utama.
Kepuasaan konsumen ini dapat tercapai dengan cara:
1. Memberikan harga sesuai dengan
kualitas barang yang dijual, atau dengan kata lain, perusahaan berlaku jujur
dan tidak melakukan penipuan dalam pemasaran produk.
2. Produk yang dijual merupakan
produk yang sehat dan tidak mengancam kesehatan konsumen.
3. Memberikan garansi dan diskon
yang sesuai pada produk yang dijual.
2. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Karyawan
Karyawan merupakan salah satu
faktor penunjang terpenting dalam perusahaan. Agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik, keharmonisan antara pihak perusahaan dengan karyawan haruslah
terjaga. Oleh karena itu, pihak perusahaan haruslah memperlakukan karyawan
dengan baik sesuai dengan hak mereka. Berikut ini adalah bentuk tanggung jawab
yang dapat dilakukan pihak perusahaan kepada karyawan:
·
Memberikan gaji sesuai dengan jam kerja yang
dihabiskan karyawan.
·
Memberikan asuransi kesehatan beserta tunjangan kepada
karyawan.
·
Memberikan kenaikan gaji apabila terjadi laju inflasi
di negara tempat perusahaan tersebut berdiri.
3. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Pemegang Saham
Pemegang saham juga merupakan
faktor penunjang yang penting dalam berdiri dan berjalannya suatu perusahaan
karena merekalah yang memberikan modal agar perusahaan tersebut dapat terus
beroperasi. Pemegang saham mendapat keuntungan melalui deviden yang diterima
pada saat pelaporan keuangan perusahaan di setiap tahunnya. Berikut ini adalah
bentuk tanggung jawab sosial yang dapat dilakukan perusahaan kepada para
pemegang saham:
·
Memberikan laporan keuangan secara jujur dan
transparan.
·
Tidak menggelapkan laba perusahaan dan tidak
mengurangi keuntungan para pemegang saham.
4. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Lingkungan
Selain kepada manusia yang
terlibat dalam berdiri dan berjalannya sebuah perusahaan, perusahaan juga
mempunyai tanggung jawab kepada lingkungan yang ada di sekitar perusahaan
tersebut. Tindakan perusahaan terhada lingkungan dapat dijadikan sebuah
parameter baik atau tidaknya sebuah perusahaan. Tanggung jawab sosial yang
dapat dilakukan perusahaan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
·
Membuang limbah perusahaan dengan metode yang baik dan
benar serta tidak mencemari lingkungan sekitar.
·
Melakukan rehabilitasi yang secara tidak sengaja rusak
akibat kegiatan perusahaan. (misalnya perusahaan kertas yang dalam
produksinya terus-menerus menebang pohon, mereka harus menanam ulang pohon
tersebut dengan pohon baru yang lebih muda).
Semua bentuk
tanggung jawab tersebut harus dilakukan oleh sebuah perusahaan apabila mereka
ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan pribadi,
tapi juga dikenal sebagai perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat
dan lingkungan disekitarnya.
Beberapa bentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah
·
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
·
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan
·
Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat.
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat.
·
Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
Tujuan
Tanggung Jawab Sosial
1. Agar perusahaan dapat
mendasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan norma-norma moral dan etika.
2. Agar perusahaan meluncurkan
produk yang mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya.
3. Perusahaan menyediakan
informasi dan melakukan promosi yang jujur dan faktual tentang produk yang
dihasilkan.
4. Agar perusahaan memberikan
informasi mengenai komposisi, takaran manfaat, tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan
efek samping, cara penggunaan yang tepat, kuantitas, mutu, dan harga dalam
kemasan produknya untuk memungkin konsumen mengambil keputusan rasional dalam
mempergunakan suatu produk.
5. Agar perusahaan memperhatikan
keselamatan dan keamanan konsumen ketika menggunakan produk tersebut.
Penerapan
Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial
perusahaan sering didefinisikan secara sempit sebagai akibat belum
tersosialisasinya standar baku bagi perusahaan. Tanggung jawab sosial
perusahaan masih anggap sebagai suatu kosmetik belaka untuk menaikkan pamor
perusahaan atau menjaga reputasi perusahaan di masyarakat. Oleh karenanya ada
asumsi jika perusahaan sudah memberikan sumbangan atau donasi kepada suatu
institusi sosial berarti sudah melakukan tanggung jawab sosial sebagai sebuah
perusahaan.
Penerapan dan isu tanggung
jawab sosial perusahaan yang saat ini baru dilakukan diantaranya adalah :
1. Pengaruh dari globalisasi dan
internasionalisasi yang memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi
tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi dan internasionalisasi ini
dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor, buyer, client, dan
shareholder) yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Mereka
dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh perusahaan lokal dalam
memenuhi tanggung jawab sosialnya. Kondisinya ini biasanya dialami oleh
perusahaan yang berada di negara miskin dan berkembang dimana memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara maju.
2. Ditinjau dari jenis
perusahaan, umumnya yang menjalankan fungsi tanggung jawab
sosial adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha ekplorasi alam (tambang,
minyak, hutan). Perusahan tambang lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat
dibandingkan dengan perusahaan non tambang (terutama LSM). Perusahaan tersebut
diwajibkan untuk melakukan penyeimbangan sebagai dampak dari eksplorasi yang
dilakukan seperti melakukan reklamasi alam, reboisasi, mendukung pencinta alam,
berpartisipasi dalam pengolahan limpah dan sebagainya.
3. Bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan yang biasanya dilakukan adalah pemberian fasilitas
kepada para pekerja atau buruh. tanggung jawab sosial perusahaan terhadap para
buruh didasarkan sebagai suatu negosiasi antara
manajemen dengan para buruh.
4. Bentuk lainya dari tanggung
jawab sosial perusahaan sebatas pemberian sumbangan, hibah, bantuan untuk
bencana alam yang sifatnya momentum. Musibah, bencana, atau malapetaka yang
terjadi dapat dijadikan sebagai momentum bagi perusahaan yang membentuk citra
dan reputasi baik di mata masyarakat.
Kritik terhadap Tanggung jawab
sosial perusahaan
1. Perspektif tanggung jawab
sosial perusahaan sering dijadikan atribut bagi perusahan untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya dengan caranya mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh masyarakat, asosiasi, dan pemerintah. Seperti perusahaan tambang,
perusahan kayu, perusahaan pengelola hasil bumi, dan sejenisnya. Dampak yang
ditimbulkan perusahan tidak seimbang dengan usaha untuk merehabilitasi alam.
2. Untuk bisnis tertentu,
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijadikan perisai sebagai penetralisir
dampak dari bisnis yang dijalankan sekalipun bertentangan, misalkan perusahaan
rokok sebagai sponsor event olah raga. Sekalipun masyarakat mengetahui bahayanya
rokok di lain pihak masyarakat membutuhkan olahraga dan panitia event memerlukan sponsor.
3. Ada kalanya tanggung jawab
sosial perusahaan dapat menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri walaupun
sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Misalkan yang terjadi pada
perusahaan fast food Mc Donal, pada awalnya tanggung jawab
sosial perusahaan disosialisasikan secara menyeluruh kepada dunia mengenai
keterlibatan Mc Donal dalam memperhatikan anak-anak, pendidikan dan kehidupan
sosial di masyarakat. Tetapi Mc Donal justru menuai demo dari para pencinta
binatang karena dianggap pembunuh ayam yang kejam, iklan yang menyesatkan, dan
praktek bisnis yang tidak sehat.
4. Bagi perusahaan investor dari
negara maju, adanya regulasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yang
ketat dapat menjadi alternative untuk berpindah ke negara yang memiliki
regulasi tanggung jawab sosialnya lebih longgar. Dilema ini yang dihadapi oleh
negara miskin dan berkembang, jika terlalu ketat maka otomatis investor akan
mengurungkan niatnya berinvestasi tetapi sebaliknya jika terlalu longgar akan
merugikan rakyat dan lingkungan alam.
Perusahaan yang berhasil dalam
penerapan tanggung jawab sosial jumlahnya relatif sedikit karena mendapatkan
kepercayaan dari para stakeholder harus diuji melalui waktu.
Komitmen dan konsistensi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan
tanggung jawab sosial akan terlihat hasilnya secara bertahap bukan secara
instan. Best practice perusahaan yang berhasil adalah The
Body Shop, justru karena berfokus kepada kepentingan public, kekerasan
dalam keluarga, kesehatan ibu dan anak, bencana alam, dan kegiatan sosial
lainnya, perusahan ini sukses merebut perhatian dari para pelangganannya.
Mencari Bentuk Ideal Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan.
Bagaimana mencari format ideal
tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat diperoleh mutual
benefitantara perusahan dengan stakeholdernya?. Untuk
mendapatkan format ideal tanggung jawab sosial perusahaan, beberapa hal yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perusahan harus melakukan gap
analisis antara apa yang ideal harus dilakukan dengan apa yang telah dilakukan
(existing) saat ini. Hasil dari gap analisis ini dapat menjadi acuan
bagi perusahaan untuk mendapatkan solusi yang benar-benar dibutuhkan sehingga
kehadiran perusahaan tersebut memberikan dampak positif bagi stakeholder.
2. Konsistensi dalam menjalankan
komitmen harus menjadi bagian dan gaya hidup dari semua level manajemen
perusahaan. Oleh karenanya tanggung jawab sosial perusahaan harus menjadi
bagian dalam strategic planperusahaan mulai di mulai dari penentuan
visi, misi, strategi, core belief, core value, program, penyusunan
anggaran sampai kepada evaluasi. Tujuan dengan adanya strategic plan ini
adalah untuk menjaga kesinambungan perusahaan di masa yang akan datang. Di
dalam strategic plan faktor tanggung jawab sosial harus
menjadi bagian dari road map perusahaan dalam rangka
mencapai good corporate governance (GCG). Untuk mengevalusi
penerapan strategic plan ini diperlukan tool yang dapat
menjadi dashboard perusahaan di dalam menilai kinerja yang
dihasilkan. Tool yang digunakan dapat berupa metode balanced
scorecard atau hanya penerapan key performance indicator disetiap
objektif yang ingin dicapai.
3. Sudah saatnya tanggung jawab
sosial perusahaan dikelola oleh suatu divisi tersendiri secara professional
sehingga pertanggungajawaban terhadap manajemen dan stakeholder dapat
transparan dan terukur kinerjanya. Divisi ini diberikan otoritas untuk dapat
memutuskan secara cepat dan tuntas semua perkara (isu) yang berhubungan dengan
para stakeholder. Divisi ini harus dapat menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemerintah sebagai regulator, lembaga swadaya masyarakat,
asosiasi yang berhubungan, dan masyarakat sehingga keputusan yang diambil dapat
mengakomodir semua kepentingan. Dalam prakteknya staff dari divisi ini dapat
diisi oleh personal dari berbagai perwakilan yang ada di stakeholder
4. Idealnya, pemerintah juga
harus memiliki department yang berfokus untuk menagani regulasi tanggung jawab
sosial perusahaan sehingga dapat menjadi mediator dan fasilitator bagi semua
pihak yang berkepentingan. Fungsi lainnya dari department ini adalah sebagai
auditor yang memberikan rangking dalam periode tertentu bagi semua perusahaan
sesuai dengan bidang dan kelasnya, dengan adanya ranking ini memicu perusahaan
untuk serius menangani masalah tanggung jawab sosial perusahaan. Departemen ini
harus juga melibatkan institusi pendidikan dan akademisi untuk menjaga
transparansi dalam proses audit.
5. Pada era teknologi saat ini,
peranan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi keharusan bukan
lagi sebagai pendukung perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat
memanfaatkan TIK semaksimal mungkin untuk menciptakan proses yang efisien,
efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Misalkan dengan
menggunakan software, internet, portal,
dan teleconferencesebagai alat komunikasi dengan stakeholder yang
terintegrasi dengan proses bisnis yang ada dalam perusahaan.
RANGKUMAN
Tanggung jawab sosial suatu
perusahaan atau Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen usaha
untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan
dan komunitas lokal.
Aspek
Pendorong Tanggung Jawab Sosial
1. Penerapan Manajemen Orientasi
Kemanusiaan
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
·
Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat
dan produktivitas kerja.
·
Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki
sehingga tercipta kondisi manajemen Partisipatif
·
Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan
kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
2. Ekologi dan gerakan
pelestarian lingkungan
3. Penghematan energi
4. Partisipasi pembangunan bangsa
5. Gerakan Konsumerisme
Tujuan dari gerakan
konsumerisasi:
·
Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna
bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
·
Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang
realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
·
Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil
konsumen dengan produsen.
Etika
Bisnis
Merupakan penerapan secara
langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam peruasahaan
itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan
bisnis.
Hal-hal
pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
a. Dorongan dari pihak luar : Lingkungan masyarakat
b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri : sisi
humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong
diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur
·
Hubungan antara
bisnis dengan langganan/konsumen merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling
banyak ditemui
·
Hubungan dengan
karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi penerimaan (recruitment),
latihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination).
·
Hubungan antar
bisnis Merupakan hubungan
yang terjadi di antara perusahaan
Bentuk
Tanggung Jawab Sosial
Berikut ini adalah uraian yang
lebih mendetail mengenai bentuk tanggung jawab sosial yang wajib dilakukan oleh
sebuah perusahaan kepada masing-masing objek yang terkait.
1. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Konsumen
Kepuasaan konsumen ini dapat
tercapai dengan cara:
1. Memberikan harga sesuai dengan
kualitas barang yang dijual, atau dengan kata lain, perusahaan berlaku jujur
dan tidak melakukan penipuan dalam pemasaran produk.
2. Produk yang dijual merupakan
produk yang sehat dan tidak mengancam kesehatan konsumen.
3. Memberikan garansi dan diskon
yang sesuai pada produk yang dijual.
2. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Karyawan
Berikut ini adalah bentuk
tanggung jawab yang dapat dilakukan pihak perusahaan kepada karyawan:
·
Memberikan gaji sesuai dengan jam kerja yang
dihabiskan karyawan.
·
Memberikan asuransi kesehatan beserta tunjangan kepada
karyawan.
·
Memberikan kenaikan gaji apabila terjadi laju inflasi
di negara tempat perusahaan tersebut berdiri.
3. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Pemegang Saham
Pemegang saham juga merupakan
faktor penunjang yang penting dalam berdiri dan berjalannya suatu perusahaan
karena merekalah yang memberikan modal agar perusahaan tersebut dapat terus
beroperasi. Berikut ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang dapat
dilakukan perusahaan kepada para pemegang saham:
·
Memberikan laporan keuangan secara jujur dan
transparan.
·
Tidak menggelapkan laba perusahaan dan tidak
mengurangi keuntungan para pemegang saham.
4. Tanggung Jawab Sosial Kepada
Lingkungan
Tanggung jawab sosial yang
dapat dilakukan perusahaan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
·
Membuang limbah perusahaan dengan metode yang baik dan
benar serta tidak mencemari lingkungan sekitar.
·
Melakukan rehabilitasi yang secara tidak sengaja rusak
akibat kegiatan perusahaan. (misalnya perusahaan kertas yang dalam
produksinya terus-menerus menebang pohon, mereka harus menanam ulang pohon
tersebut dengan pohon baru yang lebih muda).
Semua bentuk
tanggung jawab tersebut harus dilakukan oleh sebuah perusahaan apabila mereka
ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan pribadi,
tapi juga dikenal sebagai perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat
dan lingkungan disekitarnya.
Beberapa bentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah
·
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
·
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan
·
Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat.
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat.
·
Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
Tujuan
Tanggung Jawab Sosial
1. Agar perusahaan dapat
mendasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan norma-norma moral dan etika.
2. Agar perusahaan meluncurkan
produk yang mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya.
3. Perusahaan menyediakan
informasi dan melakukan promosi yang jujur dan faktual tentang produk yang
dihasilkan.
Penerapan
Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial
perusahaan sering didefinisikan secara sempit sebagai akibat belum
tersosialisasinya standar baku bagi perusahaan. Tanggung jawab sosial
perusahaan masih anggap sebagai suatu kosmetik belaka untuk menaikkan pamor
perusahaan atau menjaga reputasi perusahaan di masyarakat. Oleh karenanya ada
asumsi jika perusahaan sudah memberikan sumbangan atau donasi kepada suatu
institusi sosial berarti sudah melakukan tanggung jawab sosial sebagai sebuah
perusahaan.
Penerapan dan isu tanggung
jawab sosial perusahaan yang saat ini baru dilakukan diantaranya adalah :
1. Pengaruh dari globalisasi dan
internasionalisasi yang memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi tanggung
jawab sosial perusahaan.
2. Ditinjau dari jenis
perusahaan, umumnya yang menjalankan fungsi tanggung jawab
sosial adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha ekplorasi alam (tambang,
minyak, hutan).
3. Bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan yang biasanya dilakukan adalah pemberian fasilitas
kepada para pekerja atau buruh. tanggung jawab sosial perusahaan terhadap para
buruh didasarkan sebagai suatu negosiasi antara
manajemen dengan para buruh.
4. Bentuk lainya dari tanggung
jawab sosial perusahaan sebatas pemberian sumbangan, hibah, bantuan untuk
bencana alam yang sifatnya momentum.
Kritik terhadap Tanggung jawab
sosial perusahaan
1. Perspektif tanggung jawab
sosial perusahaan sering dijadikan atribut bagi perusahan untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya dengan caranya mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh masyarakat, asosiasi, dan pemerintah.
2. Untuk bisnis tertentu,
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijadikan perisai sebagai penetralisir
dampak dari bisnis yang dijalankan sekalipun bertentangan, misalkan perusahaan
rokok sebagai sponsor event olah raga.
3. Ada kalanya tanggung jawab
sosial perusahaan dapat menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri walaupun
sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
4. Bagi perusahaan investor dari
negara maju, adanya regulasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yang
ketat dapat menjadi alternative untuk berpindah ke negara yang memiliki
regulasi tanggung jawab sosialnya lebih longgar
Perusahaan yang berhasil dalam
penerapan tanggung jawab sosial jumlahnya relatif sedikit karena mendapatkan
kepercayaan dari para stakeholder harus diuji melalui waktu.
Komitmen dan konsistensi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan
tanggung jawab sosial akan terlihat hasilnya secara bertahap bukan secara
instan. Best practice perusahaan yang berhasil adalah The
Body Shop, justru karena berfokus kepada kepentingan public, kekerasan
dalam keluarga, kesehatan ibu dan anak, bencana alam, dan kegiatan sosial
lainnya, perusahan ini sukses merebut perhatian dari para pelangganannya.
Mencari Bentuk Ideal Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan.
Bagaimana mencari format ideal
tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat diperoleh mutual
benefitantara perusahan dengan stakeholdernya? beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Perusahan harus melakukan gap
analisis antara apa yang ideal harus dilakukan dengan apa yang telah dilakukan
(existing) saat ini.
2. Konsistensi dalam menjalankan
komitmen harus menjadi bagian dan gaya hidup dari semua level manajemen
perusahaan.
3. Sudah saatnya tanggung jawab
sosial perusahaan dikelola oleh suatu divisi tersendiri secara professional
sehingga pertanggungajawaban terhadap manajemen dan stakeholder dapat
transparan dan terukur kinerjanya.
4. Idealnya, pemerintah juga
harus memiliki department yang berfokus untuk menagani regulasi tanggung jawab
sosial perusahaan sehingga dapat menjadi mediator dan fasilitator bagi semua
pihak yang berkepentingan.
5.
Pada era teknologi saat ini, peranan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi keharusan bukan lagi sebagai
pendukung perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan TIK
semaksimal mungkin untuk menciptakan proses yang efisien, efektif, transparan,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar Pustaka
·
Alma, Buchory. 2010. Pengantar
Bisnis. Bandung : Alfabeta
·
Gitosudarmo, Indriyo.
1992. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : BPFE
·
Hariri, Afwan. 2011. Pengantar
Bisnis. Malang : Universitas Negeri Malang
·
Griffin, W. Ricky dan Ronald J. Ebert. 2006.Bisnis edisi Kedelapan.
·
Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar Bisnis.
·
Sunarto, 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit
AMUS.
·
Sulistyo. 2012. Kerusuhan Tiaka Jelas Pelanggaran Ham.
(Online).
· (http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/komnas-ham-sulteng-kerusuhan-tiaka-jelas-pelanggaran-ham). Diaksesl 16 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar