BISNIS INTERNASIONAL
RIFA
HANA ZAIMAH
26216366
IT-022234
Assalamualaikum
Wr.Wb
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“PENGANTAR BISNIS” yang bertemakan “Bisnis Internasional” bertujuan untuk dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi penulis serta bermanfaat
bagi dunia perusahaan.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui Hakikat
bisnis internasiona, Alasan melaksanakan bisnis internasiona, Tahap-tahap dalam
memasuki bisnis internasiona, Hambatan dalam memasuki bisnis internasional, dan
Perusahaan multinasional. Metode makalah ini dengan cara mengumpulkan berbagai
informasi yang bersumber dari internet. Berdasarkan hasil pencarian bisnis
internasional dari berbagai sumber diinternet.
Waalaikumsalam
Wr.Wb
Bisnis
Internasional
Pengertian Bisnis
Internasional
Pengertian Bisnis
Internasional adalah bisnis yang
kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya
termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi
juga industri jasa yang berkembang di bidang- bidang seperti transportasi,
pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan
besar dan komunikasi massa.
Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu
dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai
akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda
Hakikat
Bisnis Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas negara.
Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional
(International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut
Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional
berbeda dengan Bisnis Internasional, yaitu :
1. Perdagangan Internasional
(International Trade)
Dalam
perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan
adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread).
Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca
perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus
menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner
dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila
keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar
dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya
aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran
(balance of paymnets). Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan
bahwa negara mengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu
mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi
nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut
mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
2. Pemasaran International
(International Marketing)
Pemasaran
internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam
suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat
umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan
upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas
dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka
tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang
dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
·
Licencing
·
Franchising
·
Management
Contracting
·
Marketing
in Home Country by Host Country
·
Joint
Venturing
·
Multinational
Coporation (MNC)
Semua bentuk
transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut
fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country)
memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan
internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak
pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara
sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif
dibandingkan perdagangan internasional.
Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan
transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk perdagangan internasional pada
umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun alasan. Pertimbangan tersebut
meliputi beberapa alasan atau pertimbangan. Pertibangan tersebut meliputi
pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya bahkan tidak jarang atas
dasar petimbangan militer.
Bisnis
internasional memang tidak dapat dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu
Negara pun didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari
barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada
suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena
terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya
alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya tersebut
akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang
memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang
memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk yang sangat
sedikit., sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit
tapi jumlah penduduknya yang sangat padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama
antara Negara yang satu dengan yang lain ada suatu negeri yang cocok untuk
tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh dikatakan tidak mungkin
untuk menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu. Keadaan ini yang
menentukan dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional.
Oleh karena itu, maka
dapat kita lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara
lain berupa :
1.
Spesialisasi antar
bangsa – bangsa
Dalam
hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu :
a)
Memanfaatkan
semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga
dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara
Negara-negara yang lain.
b)
Menitik beratkan pada
komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain
c)
Mengkonsentrasikan
perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki
kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
Keunggulan absolute (absolute
advantage)
Suatu negara
dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang
monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini
akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk
tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada
umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil
tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi
alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu
untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara
lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama
karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih
efisien dan ongkos yang lebih murah.
Keunggulan
komperatif (comparative advantage)
Konsep
Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak
terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut
dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan
suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu
a)
Ongkos
atau harga penawaran yang lebih rendah.
b)
Mutu
yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal
c)
Kontinuitas
penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d)
Stabilitas
hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e)
Tersedianya
fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun
transportasi.
Suatu negara
pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk berproduksi dan mengekspor komoditi
yang mana dia memiliki keunggulan komparatif yang paling baik dan kemudian
mengimpor komoditi yang mana mereka memiliki keunggulan komparatif yang
terjelek atau kelemahan yang terbesar. Konsep tersebut akan dapat kita lihat
dengan jelas dan nyata apabila kita mencoba untuk menelaah neraca perdagangan
negara kita (Indonesia) misalnya. Dari neraca perdagangan itu kita dapat
melihat komoditi apa yang kita ekspor adalah komoditi yang memiliki keunggulan
komparatif bagi Indonesia dan yang kita impor adalah yang keunggulan komparatif
kita paling lemah.
2.
Pertimbangan
pengembangan bisnis
Perusahaan yang
sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali
lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan
menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan
melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :
a)
Memanfaatkan
kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b)
Produk
tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin
sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri
justru sedang berkembang (growth)
c)
Persaingan
yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan
terhadap produk tersebut di luar negeri
d)
Mengembangkan
pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah ketimbang
mengembangkan produk baru (di dalam negeri)
e)
Potensi
pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic
Tahapan-Tahapan
Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Adapun tahap
tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1. Ekspor Insidentil.
Dalam rangka untuk
masuk kedalam dunia bisnis internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai
dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor
insidentil.
2. Ekspor Aktif.
Tahap ini perusahaan
negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi
itu.
3. Penjualan Lisensi.
Tahap ini Negara
pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara
penerima.
4. Franchising.
Tahap berikutnya
mrupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan disuatu negara menjual
tidak hanya lisensi atau merek dagangannya saja akan tetapi lengkap dengan
segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran
proses produksinya. Dan lain-lain. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer
dinegara kita dan juga dinegara lain yaitu:
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal dan populer.
c. Performance Record yang sudah mapan untuk alat
penilaian.
Sebaliknya bentuk ini
juga memiliki kejelekan yaitu :
a. Biaya tinggi untuk mendapatkan Franchise.
b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Franchitor.
c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk
Franchise lain.
5. Pemasaran diluar Negeri
Bentuk ini memerlukan
intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan
pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk
melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu dinegara asing (Home
Country).
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir
adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional
yaitu tahap “ produksi dan pemasaran luar negeri “ Tahap ini juga disebut
sebagai “ Total Internaional Business” Bentuk inilah yang menimbulkan MNC atau
Multy National Corporation yaitu perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini
perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap
dengan segala modalnya lalu melakukan prosese produksi di Negeri itu, kemudian
menjual hasil produksinya itu di Negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsure
positif bagi Negara sedang berkembang karena dalam bentuk ini Negara penerima
tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik
tersebut yang pada umumnya Negara berkembang masih miskin dana untuk
pembangunan bangsanya.
Hambatan Bisnis
Internasional
1. Hambatan dalam memasuki
Bisnis Internasional
Pelaksanakan bisnis internasional memiliki hambatan
yang jauh lebih besar ketimbang di pasar domestik. Negara lain pasti
punya kepentingan tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis
internasional. Selain itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan
berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hambatan
dalam memasuki bisnis internasional yaitu
a.
Batasan kuota dan
tarif bea masuk:
Batasan kuota dalam
bisnis internasional adalah apabila ada suatu negara yang tidak
memperbolehkan transfer barang dalam jumlah yang besar.
Sementara tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
b.
Perbedaan bahasa,
sosial budaya/cultural:
Perbedaan dalam hal
bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal
ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa
lisan maupun tulis. Pengaruh sosial budaya dalam bisnis internasional contohnya:
Indonesia sebagai Negara berpenduduk mayoritas Islam, pasti menolak kehadiran
Perusahaan Internasional yang menjual makanan haram, semisal babi. Selain
itu dalam hal busana, Perusahaan fashion tidak akan memasarkan
produk bikini dan pakaian terbuka lainnya karena tidak cocok
dengan kultur masyarakat Indonesia yang berpakaian sopan dengan cirri khas
busana yang tertutup.
c.
Kondisi politik dan
hukum/perundang-undangan:
Hubungan politik yang
kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan
terbatasnya hubungan bisnis antar kedua Negara tersebut. Ketentuan hukum
ataupun perundang-undangan yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Contoh: Saat demokrasi terpimpin,
Indonesia cenderung berpihak pada blok timur, sehingga kedekatan
Indonesia dengan Cina dan Rusia menyebabkan renggangnya hubungan Indonesia
dengan negara blok barat dalam berbagai hal termasuk perdagangan barang ke dan
dari negara blok barat.
d.
Hambatan operasional:
Hambatan perdagangan
atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional, antara
lain:
·
Transportasi atau
pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke
negara yang lain. Keadaan ombak besar yang mengganggu perjalanan kapal laut
ataupun kondisi cuaca yang mempengaruhi lalu lintas pengiriman barang melalui
udara adalah salah satu contoh masalah transportasi penghambat kegiatan
pengiriman barang sementara waktu. Keadaan dapat lebih gawat apabila barang
yang dikirim adalah barang yang cepat berada dalam kondisi tidak layak semisal
ikan. Waktu pengiriman barang yang tidak sesuai terkadang membuat Negara
yang dituju langsung meng-cancel pembelian tersebut.
·
Peraturan atau
kebijakan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi
industri-industri di dalam negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri
dari luar negeri yang masuk ke dalam negara tersebut.
Contohnya: ada
proteksi atas barang-barang Cina yang berupa industri alat-alat tulis untuk
tidak masuk ke dalam pasar Indonesia, sehingga Perusahaan alat-alat tulis
buatan Indonesia dapat lebih laris di pasar lokal, selain itu pemerintah
biasanya memberi pinjaman untuk pengembangan usaha kepada perusahaan
tersebut sehingga suatu saat dapat bersaing di pasar internasional
·
Perbedaan tingkat
upah:
Dapat dicontohkan
apabila ada perusahaan multinasional yang dalam perluasan usahanya ke suatu
Negara, memberikan upah kepada karyawannya terlalu kecil dikarenakan
berbagai hal semisal kurs mata uang.
2. Hambatan Perdagangan Internasional
Setiap
negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat
berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga
mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara
yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
a.
Perbedaan Mata Uang
Antarnegara
Pada umumnya mata
uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat
perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya
meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang
negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu
sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang
negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka
dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua
negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan
mata uang sebagai standar internasional
b.
Kualitas Sumber Daya
yang Rendah
Rendahnya kualitas
tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika
sumber daya manusia rendah,
maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional,
maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional,
c.
Pembayaran
Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan
kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan
dalam hal pembayaran. Apabila
membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
d.
Adanya Kebijaksanaan
Impor dari Suatu Negara
Setiap negara
tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka
tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar
negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif
impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih
mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat
menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi
penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan
e.
Terjadinya Perang
Terjadinya perang
dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi
perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini
dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
f.
Adanya
Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu
wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan
organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk
kepentingan negaranegara
anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
3. Peluang Bisnis Internasional di Indonesia
·
Di bidang perdagangan
barang, Indonesia memiliki peluang ekspor yang lebih baik mengingat kekayaan
sumber daya alam dan berlimpahnya tenaga kerja yang dimiliki.
·
Konsumen Indonesia
yang memiliki banyak keanekaragaman dari segi culture dapat dijadikan peluang
bisnis yang bagus.
·
Indonesia belum
terlalu banyak mempunyai produk yang mampu bersaing di pasar Internasional
Contoh Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia
1.
DUNKIN’ DONUTS
Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui
Penanaman Modal Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di
Jakarta. Dunkin’ Donutssebelumnya juga telah membuka
cabang-cabangnya (franchise) di berbagai negara, seperti
negara-negara di Eropa. Dunkin’Donuts pada mulanya tumbuh
dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940 (dengan nama
awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970,Dunkin’Donuts telah
berhasil menjadi perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun
1983 perusahaan Dunkin’Donuts dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied
Domecq) yang juga membawahi Togo’s dan Baskin
Robins. Di bawah Allied Domecq, perluasan pasar Dunkin’Donuts secara
internasional semakin diintensifkan.
Hingga
akhirnya geraiDunkin’Donuts tersebar tidak hanya di benua Amerika
saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia. Di
Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985
dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus
wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’Donuts dipegang
oleh Dunkin’ Donuts Indonesia. Saat pertama kali Dunkin’Donuts membuka
gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari
masyarakat untuk menentang perusahaan tersebut masuk. Masyarakat cenderung
menyambut positif upaya perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan
pasarnya. Mereka merasa senang atas hadirnya Dunkin’Donuts di Indonesia.
2.
LEVI’S JEAN
Sebuah kisah
menggambarkan sejarah celana jeans yang telah diciptakan
oleh Levi Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk
ke Amerika Serikat (AS) tahun 1872.Jeans Levis pertama kali dibuat
di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain celana ini biasa dipakai oleh angkatan
laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan “bleu de Génes”,
yang berarti biru Genoa. Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai
di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi
Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu
peruntungannya ke San Francisco sebagai pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang
dilanda demam emas. Levi Strauss & Co. adalah produsen
pakaian di Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1853 oleh Levi
Strauss. Perusahaan ini bersifat internasional dengan 3 divisi geografis
yaitu:
·
Levi Strauss North
Americas, bermarkas di San
Francisco,
·
Levi Strauss Europe, dengan markas di Kota Brusel,
·
Levi Strauss Asia
Pacific, markas di Singapura.
Jumlah karyawan
perusahaan Levi Strauss & Co. sampai saat ini telah
mencapai sekitar 8.850 di seluruh dunia.
3.
EPSON
Awalnya
EPSON yang ada saat ini memang bukan berasal dari Indonesia, produk asal Jepang
ini menjadikan Indonesia sebagai pusat produksinya. EPSON sesungguhnya berawal
dari usaha jam merek Seiko. Ya, merek jam yang terkenal itu
merupakan cikal bakal berdirinya EPSON. Boleh dibilang EPSON adalah anak
kandung Seiko. Didirikan Hisao Yamazaki pada 1942, Seiko berada di
bawah bendera Daiwa Kogyo. Kala itu, Seiko amat terkenal akan
keunggulannya dalam teknologi presisi kinetiknya. Teknologi ini sangat
memperhatikan detail, ketepatan, serta keakuratan secara mekanis dan berulang.
Sebuah teknologi yang mencerminkan gaya hidup orang Jepang.
4.
KFC
KFC (dulu dikenal
dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek dagang
waralaba dari Yum! Brands, Inc yang bermarkas di Louisville,
Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC
dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam
bucket. Col. Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom
bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke
sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol
Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika
Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun
1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di
dunia (restoran pertamanya tidak menggunakan nama tersebut). Sanders
menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu
telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo,
yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global
Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc.
Pada tahun 1997, Triconterpisah dari PepsiCo. Di
Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. FastfoodIndonesia,
Tbk (IDX: FAST) yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan
terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di
Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.
5.
LG
Didirikan pada
1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang
disebut LG Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di
Korea. Perusahaan ini merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo,
yang memiliki bisnis yang telah saling bersaing satu sama lain untuk beberapa
generasi. Grup ini memperluas ke peralatan rumah tangga pada tahun 1958 di
bawah nama Goldstar Electronics Co. GeumSung being Planet Venus (sekarang
disebut LG Electronics), yang merupakan perusahaan elektronik
pertama di negara tersebut. LG Indonesia didirikan pada 15 Desember 1990
yang berpusat di Gedung Garuda Indonesia.
6.
BLACKBERRY
Berawal dari perusahaan kecil dengan modal hasil
pinjaman, RIM berkembang menjadi perusahaan yang paling di kagumi dan di
hormati di Kanada. Kisah sukses perusahaan dengan nama lengkap Research
In Motion Ltd ini, berawal dari keinginan seorang pemuda yang di drop
out dari kampusnya untuk membuktikan diri. Adalah seorang
berkebangsaan Yunani bernama Mike Lazardis yang berimigrasi dari Turki ke
Kanada pada tahun 1967. Pada usianya yang ke 23, Lazardis mendapat kenyataan
pahit karena di keluarkan dari Universitas Waterloo, dimana dia mendalami
teknik elektro. Lazardis mendapat pinjaman modal usaha dari teman dan
keluarganya. Dengan modal tersebut, Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di
Waterloo,Ontario Kanada pada tahun 1984. BlackBerry pertama
kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator
Indosat dan perusahaan Starhub.
4. Tantangan Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia
Tantangan yang dihadapi Indonesia
sangatlah besar yang meliputi
·
Kurangnya kapasitas
nasional
·
Lemahnya
infrastruktur fisik
·
Kurang kondusifnya
kondisi social-politik-hukum
·
Rendahnya investasi
asing.
·
Biaya ekonomi tinggi
·
Tenaga kerja yang
kurang kompetitif yang kesemuanya menjadikan produk-produk
Indonesia kurang kompetitif di pasar internasional
5. Hambatan yang dibuat oleh Indonesia
Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan
internasional, bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri. Kebijakan
untuk melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang-barang impor
disebut proteksi. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
1. Tarif
Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan
pajak atas barang-barang impor. Apabila suatu barang impor dikenakan tarif,
maka harga jual barang tersebut di dalam negeri menjadi mahal. Hal ini
menyebabkan masyarakat enggan untuk membeli barang tersebut, sehingga
barang-barang hasil produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati oleh
masyarakat
2. Kuota
Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang
menentukan jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu
periode tertentu. Sama halnya tarif, pengaruh diberlakukannya kuota
mengakibatkan harga-harga barang impor menjadi tinggi karena jumlah barangnya
terbatas. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jumlah barang
impor sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masing-masing barang
meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat melindungi
barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar negeri.
3. Larangan Impor
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang
melarang masuknya barang-barang tertentu ke dalam negeri. Kebijakan larangan
impor dilakukan untuk menghindari barang-barang yang dapat merugikan
masyarakat. Misalnya melarang impor daging sapi yang mengandung penyakit
Anthrax.
4. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan
bantuan kepada produk dalam negeri. Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat
berupa keringanan pajak, pemberian fasilitas, pemberian kredit bank yang murah
ataupun pemberian hadiah atau insentif dari pemerintah. Adanya subsidi, harga
barang dalam negeri menjadi murah, sehingga barang-barang hasil produksi dalam
negeri mampu bersaing dengan barang-barang impor
5. Dumping
Dumping
adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke
luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.
Rangkuman
Bisnis internasional merupakan
kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat
dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda
Hakikat
Bisnis Internasional
Transaksi bisnis itu dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di
negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing.
Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis Internasional, yaitu :
1.
Perdagangan
Internasional (International Trade)
Dalam
perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan
adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread).
2.
Pemasaran
International (International Marketing)
Pemasaran
internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam
suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat
umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan
upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Produk yang dipasarkan dapat berupa barang
dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
·
Licencing
·
Franchising
·
Management
Contracting
·
Marketing
in Home Country by Host Country
·
Joint
Venturing
·
Multinational
Coporation (MNC)
Semua bentuk
transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut
fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country)
memperoleh fee tersebut.
Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Bisnis internasional memang tidak dapat dihindarkan
karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat mencukupi
seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh
Negara itu sendiri.
Oleh karena itu, maka
dapat kita lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara
lain berupa :
1.
Spesialisasi antar
bangsa – bangsa
Dalam
hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu :
a)
Memanfaatkan
semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga
dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara
Negara-negara yang lain.
b)
Menitik beratkan pada
komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain
c)
Mengkonsentrasikan
perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki
kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
Keunggulan absolute (absolute
advantage)
Suatu negara
dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang
monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut.
Keunggulan
komperatif (comparative advantage)
Konsep
Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak
terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut
dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu
produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu
a)
Ongkos
atau harga penawaran yang lebih rendah.
b)
Mutu
yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal
c)
Kontinuitas
penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d)
Stabilitas
hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e)
Tersedianya
fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun
transportasi.
2.
Pertimbangan
pengembangan bisnis
Hal ini akan
menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan
melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :
a)
Memanfaatkan
kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b)
Produk
tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin
sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri
justru sedang berkembang (growth)
c)
Persaingan
yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan
terhadap produk tersebut di luar negeri
Tahapan-Tahapan
Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Adapun tahap tersebut
secara kronologis adalah sebagai berikut:
1. Ekspor Insidentil.
2. Ekspor Aktif.
3. Penjualan Lisensi.
4. Franchising.
5. Pemasaran diluar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Hambatan Bisnis
Internasional
1. Hambatan dalam memasuki
Bisnis Internasional
Pelaksanakan bisnis internasional memiliki hambatan
yang jauh lebih besar ketimbang di pasar domestik. Negara lain pasti
punya kepentingan tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis
internasional. Selain itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan
berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hambatan
dalam memasuki bisnis internasional yaitu
a. Batasan kuota dan tarif bea
masuk:
b. Perbedaan bahasa, sosial
budaya/cultural:
c. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan:
d. Hambatan operasional:
Hambatan perdagangan
atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional, antara
lain:
·
Transportasi atau
pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke
negara yang lain.
·
Peraturan atau
kebijakan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi
industri-industri di dalam negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri
dari luar negeri yang masuk ke dalam negara tersebut.
·
Perbedaan tingkat
upah:
2. Hambatan Perdagangan
Internasional
Hambatan-hambatan
inilah yang dapat merugikan negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
a. Perbedaan Mata Uang
Antarnegara
b. Kualitas Sumber Daya yang
Rendah
c. Pembayaran Antarnegara Sulit
dan Risikonya Besar
d. Adanya Kebijaksanaan Impor
dari Suatu Negara
e. Terjadinya Perang
f. Adanya Organisasi-Organisasi
Ekonomi Regional
3. Peluang Bisnis Internasional di Indonesia
·
Di bidang perdagangan
barang, Indonesia memiliki peluang ekspor yang lebih baik mengingat kekayaan
sumber daya alam dan berlimpahnya tenaga kerja yang dimiliki.
·
Konsumen Indonesia
yang memiliki banyak keanekaragaman dari segi culture dapat dijadikan peluang
bisnis yang bagus.
·
Indonesia belum
terlalu banyak mempunyai produk yang mampu bersaing di pasar Internasional
Contoh Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia
1.
DUNKIN’ DONUTS
2.
LEVI’S JEAN
3.
EPSON
4.
KFC
5.
LG
4. Tantangan Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia
Tantangan yang dihadapi Indonesia
sangatlah besar yang meliputi
·
Kurangnya kapasitas
nasional
·
Lemahnya
infrastruktur fisik
·
Kurang kondusifnya
kondisi social-politik-hukum
5. Hambatan yang dibuat oleh Indonesia
Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan
internasional, bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri. Kebijakan
untuk melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang-barang impor
disebut proteksi. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
1. Tarif
Tarif adalah hambatan
perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor.
2. Kuota
Kuota adalah bentuk
hambatan perdagangan yang menentukan jumlah maksimum suatu jenis barang yang
dapat diimpor dalam suatu periode tertentu.
3. Larangan Impor
Larangan impor adalah
kebijakan pemerintah yang melarang masuknya barang-barang tertentu ke dalam
negeri.
4. Subsidi
Subsidi adalah
kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada produk dalam negeri.
Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat berupa keringanan pajak, pemberian
fasilitas, pemberian kredit bank yang murah ataupun pemberian hadiah atau
insentif dari pemerintah.
5. Dumping
Dumping adalah
kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar
negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.
Daftar
Pustaka
·
Gitosudarmo,Indrio.1996.Pengantar
Bisnis Edisi 2.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
·
Hariri, Afwan.2009.Pengantar
Bisnis. Malang: Jurusan Manajemen FE UM.
· Rudy, T.May.2001.Bisnis
Internasional Teori, Aplikasi, & Operasionalisasi. Bandung: Refika
Aditama.
·
Sukardi, Paulus dan
Evi Thelia Sari.2007.Bisnis Internasional Sebuah Perspektif Kewirausahaan.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
·
Sumarni, Murti dan
John Soeprihanto. 1998.Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar